Kajian al-Qur’an tidak sebatas teks tapi juga media digital
Jum’at 27 Januari 2023 Program Studi ilmu al-Qur’an Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus mengadakan program akselerasi kelulusan mahasiswa sesi ke dua dengan tema ragam desain penelitian tafsir. Pembicara pada kegiatan ini adalah Shofaussamawati, S.Ag, M.SI dan Dr. M. Agus Zuhurul Fuqohak, M.SI. Hadir dalam kegiatan ini adalah para mahasiswa semester 8, 10 dan 12 hadir pula Kaprodi IQT Ulfah Rahmawati, M.Pd.I Mengawali pemaparannya Shofaussamawati, S.Ag, M.SI mengingatkan Mahasiswa tidak boleh cemen aleman dan banyak alasan untuk tidak menulis skripsi. Hari ini bagitu banyak akses yang bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk menulis skripsi maka semua kembali pada kemauan serta tekad mahasiswa.
Penelitian tafsir cukup beragam bisa mengkaji tokoh atau mufasir baik klasik maupun kontemporer contoh mengkaji tafsirnya ath-Thobari, Ibnu Katsir, Zamakhsari yang kontemporer bisa mengkaji pemikiran Fazlur Rahman, Abduh, Sahrur dan lain sebagainya. Bisa juga mahasiswa mengkaji secara tematik yaitu masalah-masalah sosial keagamaan terkini yang kira-kira perlu untuk direspon oleh al-Qur’an. Mahasiswa juga bisa mengkaji naskah-naskah kuno terkaiat dengan studi al-Qur’an dengan pendekatan filologi.
Kajian tafsir mulai lebih luas tidak sebatas teks sebagaimana di atas tapi melebar pada fenomena di masyarakat yaitu living qur’an bahkan hari ini tidak hanya tradisi yang hadir di tengah-tengah masyarakat tapi juga merambah media digital semisal di facebook, twitter, instagram dan lainnya.
Sedangkan pembicara kedua Dr. M. Agus Zuhurul Fuqohak, M.SI memaparkan bahwa inti dari penelitian tafsir adalah kajian apa yang ada dalam al qur’an dirosah ma fin nas model ini adalah lebih mudah karena cukup studi pusataka dan mengkaji tokohnya. Di samping itu, penulisan menggunakan bahasa asing baik arab maupun inggris justru lebih mempermudah karena menulis dengan bahasa asing sudah nilai plus tersendiri namun memang banyak mahasiswa merasa kurang atau tidak mampu untuk menulis bahasa asing.
Mahasiswa juga harus memahami teori apa yang digunakan untuk mengkaji secara akademik objek kajiannya karena teori tadi menjadi pisau analisis untuk membedah isi dari skripsi semisal membahas masalah qiroah saddah maka berbicara banyak tentang apa itu qiroah apa saja klasifikasinya dan seterusnya setelah memahami menjadi pisau analisis untuk menjawab rumusan masalah yang nanti dibahas di bab IV. Untuk kajian yang tematik jangan sampai serupa atau sama maka untuk menemukan distingsi dan ada kebaruannya bisa menggunakan suatu teori yang belum digunakan atau komparasi antara tafsir yang pandangannya kontras sama sekali.