Selamat Datang di web Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir - Institut Agama Islam Negeri Kudus !

Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir

Nilai Takziyatun Nafs Dalam Puasa Ramadan

Blog Single

Tazkiyatun Nafs (penyucian jiwa)  adalah proses pembersihan jiwa dan hati dari kemusyrikan dan sifat-sifat tercela yang mengotorinya (Hawwa, 2001) adapun caranya adalah dengan melakukan olah jiwa melalui aspek kerohanian seperti salat, dzikir, membaca al-Qur’an, dan berbagai perbuatan positif lainya. (Mohammad, 2017) Selama bulan puasa umat muslim juga dilatih untuk mensucikan diri
(Tazkiyatun Nafs) dengan memperbanyak dzikir, tadarus, sholat sunah dan lain sebagainya.

Hakikatnya manusia terdiri dari dua unsur jasmani dan rohani (jiwa) di mana keduanya
harus bisa terpenuhi supaya kehidupan manusia bisa berimbang dan seimbang. Namun, kebanyakan dari kita hanya memperhatikan kebutuhan jasmaninya saja dan kurang memperhatikan aspek kejiwaan, padahal jiwa-lah yang akan berperan dalam menuntun manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. (Sismono, 2010) Bahkan, puasa juga menjadi salah satu sarana untuk membersihkan kotoran yang ada di dalam jiwa seperti syahwat yang selalu mengajak pada keburukan dan menjadi awal tumbuhnya segala masalah, seperti syahwat perut dan kemaluan, dijelaskan dalam QS.Asy-Syams: 9-10 bahwasanya barangsiapa yang dapat memerangi hawa nafsunya maka dia akan meraih kemenangan dan kesucian jiwa.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menggapai Tazkiyatun Nafs adalah sebagai berikut Pertama, mengosongkan diri dari akhlat tercela (Takhali) seperti menahan hawanafsu dari kenikmatan duniawi. Kedua, menghias diri dengan akhlak terpuji (Tahali)seperti berdzikir, mengingat kematian. Ketiga, penghayatan terhadap kehadiran Allahdalam diri manusia (Tajalli). (Hasan, 2014)

walhasil, Tazkiyatun Nafs menjadikan manusia mempunyai jiwa yang sempurna sehingga
dapat terhindar dari perkara yang dibenci Allah dan kembali pada fitrah manusia yang
sesungguhnya. Karena pada hakikatnya puasa bukan hanya bentuk ritual ibadah saja
melainkan sebagai sarana mensucikan diri agar mendapat ridho dari Allah SWT.

 

Penulis : Lailatul farohah & Isnaya Amaliyatus Saniyyah mahasiswa IQT FU IAIN Kudus

 

Share this Post: