Menghidupkan Bulan Ramadan dan Narasi “Kembali Suciâ€
Ramadan adalah salah satu bulan istimewa dalam Islam, di samping masih ada bulan-bulan lainnya. Keistimewaan ini didapat karena dalam bulan ini terdapat sesuatu yang besar yakni turunya Al Qur'an. Syeh Abdul Qadir Al-Jilani menuliskan dalam tafsir Al-Jailaninya bahwa bagaimana tidak mulia bulan ini, karena keempat kitab Allah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur'an) diturunkan dalam bulan ini. Sebagai umat Nabi Muhammad al- Qur'an diturunkan sebagai petunjuk dan penjelas bagi manusia ke jalan yang benar. Orang hidup pasti butuh petunjuk agar selamat, sebagaimana orang membeli motor agar bisa menggunakan dengan selamat maka pabrik menyediakan petunjuk penggunaannya di dalam buku. Begitu juga Al-Qur'an diturunkan dalam bulan Ramadan untuk memberikan petunjuk kepada manusia agar selamat dan dapat kembali lagi masuk ke surga sebagaimana Nabi Adam awal berada.
Dalam Sahih Ibnu Khuzaimah dituliskan, sebagaimana dalam Kitab Ihkam Habl Al Widad karya KH. Ma'ruf Irsyad Kudus bahwa awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahanya adalah maghfirah dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka. Awal bulan Ramadan berisi limpahan rahmat kasih sayang Allah SWT diberikan kepada umat manusia. Hal ini dapat diketahui juga dalam konteks ke Indonesia-an. Pada awal bulan ini menjadi bulan yang sangat berbeda daripada bulan lainnya. Hal ini nampak di dunia nyata maupun maya. Di dunia nyata masjid nampak lebih ramai daripada bulan sebelumnya, tilawah al Qur'an bergema di berbagai tempat. Tidak hanya itu di banyak pesantren justru menjadikan Ramadan sebagai bulan kajian dengan banyaknya pengkajian berbagai literatur islam mulai bakda subuh, sampai tengah malam.
Di dunia maya siaran telvisi setiap waktu sahur dan buka menjadi lebih bermakna dengan siraman rohani di setiap harinya, disamping di Youtube, Tiktok, instagram dan media sosial lainya juga menyemarakkan dengan saling melengkapi satu dan lainnya.
Di pertengahan Ramadan adalah bulan maghfirah, bulan ampunan. Ampunan Allah SWT diturunkan dengan begitu besar bagi hambanya. Barangsiapa meminta ampunan di bulan ini, Allah SWT akan membukakan pintu taubat dengan sangat lebar kepada hambanya. Di Indonesia, dalam pertengahan Ramadhan masjid-masjid diisi dengan banyaknya jama'ah sholat yang selalu membasahi wajahnya dengan wudhu sebagai bentuk bersuci sebelum shalat dan sebagai pelebur dosa harian dari tubuh manusia.
Selesai sholat tarawih dan witir biasanya dilanjutkan dengan doa bersama Allahumma innaka 'afuwwun karim tuhibbul afwa fa'fu 'anna Ya Karim." Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku". Doa ini menjadi salah satu doa memohon maaf dan ampun yang sering dilafalkan dalam bulan Ramadan ini sehingga tingkat potensi diterima doanya sangat tinggi sebagai salah satu upaya penyucian jiwa.
Dalam hubungan hablun minan nas, saling berbagai ta'jil menjadi hal yang banyak di lakukan di Indonesia, di masjid, di tempat-tempat umum dan di pinggiran jalan Hal ini menjadikan Allah SWT memberikan pahala berlipat ganda kepada hambanya, karena barangsiapa memberikan buka kepada sesama muslim, Allah akan memberikan pahala puasa sama seperti pahala orang yang diberikan buka tersebut. Terlebih dalam sebuah riwayat hadis dijelaskan barangsiapa berpuasa Ramadan dengan keimanan dan murni karena Allah, maka Allah akan mengampuni bagi orang tersebut dosa yang sudah terlewat.(HR. Bukhari)
Kemudian dalam akhir bulan Ramadan, Allah SWT memberikan kabar gembira dengan pembebasan dari Neraka. Pembebasan ini adalah ganjaran yang diberikan Allah SWT di penghujung Ramadan setelah sekian amal ibadah yang dilakukan mulai puasa di setiap harinya, dengan diisi membaca Al-Qur'an, mengkaji literatur islam, berbagi ta'jil, sholat jama'ah, sholat tarawih, dan lainya.
Di Indonesia sebagian orang ada yang lebih sibuk di penghujung Ramadan mulai sibuk dengan berbagai urusanya sehingga jama'ah masjid cenderung lebih maju dan berkurang dari awalnya, namun sebagian yang lain justru lebih bersemangat dengan lebih meningkatkan ibadahnya di masjid dengan melakukan shalat tasbih di tengah malam ataupun lainya.
Dalam akhir bulan Ramadhan pula, khataman Al-Qur'an diadakan secara beruntun di berbagai tempat, baik secara pribadi ataupun kelompok. Ada yang baca didalam sholat, maupun dibaca secara tadarrus di musholla, masjid, kantor dan lainnya.
Setelah sekian amal di lakukan dalam bulan Ramadan ini, semuanya berharap Allah akan menghapus dan menyucikan masing-masing individu dari kesalahan hambanya dengan Allah SWT sehingga ketika masuk bulan Syawwal dengan datangnya Hari Raya Idul Fitri, setiap orang yang berpuasa dapat kembali ke fitrah dengan bersih tanpa dosa. Lebih lanjut dalam Ihkam Habl al Widad dituliskan bahwa Ramadan adalah bulan untuk menyucikan ruh, dengan berakhirnya Ramadan ruh dan jiwa setiap muslim dapat beramal lebih baik lagi dalam bulan Syawwal.
Penulis : M. Chasan Albab, Dosen IQT FU IAIN Kudus